Label

Kamis, 10 September 2015

ABSURD



TUGAS BAHASA INDONESIA
MEMBUAT CERPEN
DI SUSUN
O
L
E
H

NAMA : DIAH ANIKA FAHRANI
KELAS  : XI IPA 2


Secangkir Kopi
Hai, namaku Tara Dita Seolonia . Biasa di panggil Tara, Aku kelas 9 di SMPN 2 Yogyakarta. Aku tinggal bersama Nenek dan Kakek sedari kelas 4 SD . Orang tua ku di Desa di Yogyakarta tidak terlalu jauh dari rumah yang Aku tempati sekarang. Alasan Aku tidak tinggal bersama orang tua karena Aku diperintah oleh orang tua ku untuk menemani Nenek dan Kakekku dan yang terpenting jarak sekolah dengan rumah Nenek dan Kakekku lebih dekat daripada rumahku ke sekolahku. Aku mempunyai 3 saudara kandung, seorang Kakak dan 2 orang Adik , dan semua adalah laki-laki .
Terkadang Aku merasa hidup ini kadang tidak adil, dan terkadang Aku merasa iri dengan Kakakku . Mengapa bisa begitu ? karena orang tua ku lebih sayang dengan Kakaku ini sedangkan Aku seperti tak di anggap anaknya. Sebab itu Aku merasa hidup itu tak adil . namun terkadang Aku berfikir untuk tidak memperdulikan itu.
Semua berjalan dengan biasa saja, tanpa adanya keperdulianku terhadap hal yang tak adil itu. Sampai suatu ketika bibi ku yang dari luar kota datang dan mengajaku untuk sekolah di kotanya “Tara, apakah kamu mau sekolah di kota bibi?” kata bibiku karena mengerti Aku sebentar lagi akan lulus dan melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi . “Saya manut orang tua bi” kataku pasrah . Tanpa basa-basi orang tua ku mensetujui nya. Apa boleh buat? Mau tak mau Aku sebagai anak tak bisa menolak, karena Aku berfikir orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya, akhirnya Aku pun menerimanya.
Ketika mendekati kelulusan dan masa-masanya sibuk untuk mendaftar ke sekolah yang lebih tinggi Aku bersama ibuku ikut bersama bibiku ke luar kota untuk mendaftarkan ku. Ketika aku mendaftar aku sungguh takut untuk mendaftar karena aku dari SMP pindah ke MAN dimana agama lebih banyak , ketika ingin mendaftar di MAN  1 PALEMBANG. “MasyaAllah, alangkah indahnya sekolah ini” kataku terpukau . “Sebentar lagi akan menjadi sekolah mu Tara, semangat ya!” kata bibiku menyemangatiku.
Namun aku dengan berbekal nekat akhirnya ku mendaftar di MAN tersebut dan melaksankan test dan alhamdulillah aku keterima di MAN dan masuk ke jurusan IPA . Aku belum berani kalau menggambil jurusan AGAMA di MAN ini.
Akhirnya ibuku memutuskan untuk benar-benar meninggalkanku dan membiarkanku hidup bersama bibiku di Palembang . Namun aku di palembang tinggal di pondok karena aku tak mau merepotkan bibiku .      
Ketika awal masuk sekolah, aku bingung sekali di Palembang menggunakan bahasa daerah yang sangat kental aku pun tak tau makna nya , akhirnya aku memutuskan untuk menjadi seseorang yang pendiam. Aku tak tau mau berkata apa , aku takut jika aku memulai obrolan mereka tak tau maksud dari yang aku bicarakan, aku pun pertama masuk kelas duduk di belakang pojok sendiri tanpa adanya teman satu orang pun karena aku tak mengenal siapapun disini.

Waktu berlalu begitu cepat dengan keadaan aku yang pendiam dan kurangnya pergaulan. Aku pun berfikir, “jika aku begini terus bagaiman aku ke depannya nanti?” aku pun memberanikan diri untuk mencari teman walaupun hanya satu itu niatku untuk sekarang ini, yaitu mencari teman.
Ketika 2 bulan berlalu, di MAN ini mengadakan pemilihan osis . aku pun berniatan untuk mendaftar ya walaupun aku tak punya potensi berbicara tapi aku yakin suatu saat nanti aku pasti bisa untuk berbicara dengan kepercayaan diri yang besar. Aku pun mendaftar kan diri dengan seleksi yang panjang akhirnya Aku terpilih dengan bantuan doa dan keyakinanku itu.
Di osis Aku pun di kenal dengan ke kaleman namun saat berbicara pada terpukau dengan kemampuan Bahasa Indonesia yang cakap. Alhamdulillah Aku bisa membuka potensi ku di sini. Semua ini berkat keyakinan. Namun Aku semakin lama semakin lupa akan belajar ku di MAN dan sejak kelas 10 Aku pun mendapat nilai yang rendah.
Kenaikan kelas ku pun mendapat nilai yang kurang maksimal . Sejak itu pun Aku berfikir untuk merubah semua nya kembali. Akhirnya Aku mementingkan belajar ku kembali namun potensi berbicaraku akan ku tingkatkan. Akhirnya semua meningkat nilai yang ku peroleh dan ku berniatan untuk berlanjut ke fakultas di universitas yang ku idam-idam kan yaitu di Universitas Indonesia mengambil jurusan kedokteran, dan pilihan ke dua Aku mengambil jurusan Teknik Arsitektur di Uiversitas Gajah Mada karena Aku berfikir Aku senang dalam mendesign hehe . Aku pun mencoba melalui jalur SNMPTN dengan berbekal nilaiku ini yang tak seberapa namun ku sudah berusaha untuk yang tebaik. Aku pun mencobanya.
Ku jalani SNMPTN dengan bertawakal dan menunggu hasil SNMPTN. Ketika hari di mana pengumuman di post Aku pun sedikit terkejut karena universitas yang Aku idam-idam kan tidak tergapai, namun setidaknya Aku terlempar di universitas yang Aku pilih yang ke dua, walaupun begitu Aku pun bersyukur masih bisa di berikan kesempatan oleh Allah dengan di mudahkan dalam menjalankan SNMPTN . Semua memang benar ada hikmahnya, buktinya Aku keterima di UGM dimana tempat kota ku berasal dan sekarang Aku bisa tinggal bersama kedua orang tua ku karena rumah orang tua lebih dekat ke UGM, dan semua pemikiranku bahwa “hidup itu tidak adil” semua sudah sirna karena Aku bisa merasakan sayang orang tua terhadapku dan Aku pun menjadi akur terhadap kakakku.
Hidup itu seperti secangkir kopi...
Akan terasa pahit kalau tak ada usaha, dan akan terasa manis jika kita berusaha menikmatinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar